Cikal Bakal FKUB Lahir di UNISKA Kediri, Semangat Toleransi Harus Terus Dijaga

Cikal Bakal FKUB Lahir di UNISKA Kediri, Semangat Toleransi Harus Terus Dijaga

Rektor Universitas Islam Kadiri (UNISKA) Kediri, Prof. Dr. H. Bambang Yulianto, M.Pd., menyampaikan rasa bangganya bahwa UNISKA Kediri menjadi titik awal lahirnya semangat kerukunan antarumat beragama yang kini mewujud dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Kediri. Hal ini disampaikannya usai menghadiri kegiatan Silaturahmi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri bersama Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan FKUB Kota Kediri, pada Senin (30/6/2025) di Aula MAN 2 Kota Kediri.

“UNISKA sangat bersyukur menjadi bagian dari sejarah berdirinya FKUB. Cikal bakal FKUB, yaitu PAUB-PK, pertama kali lahir di kampus UNISKA pada 27 Juli 1998. Ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan warisan nilai yang harus terus kami hidupkan: nilai toleransi, persatuan, dan semangat kebangsaan,” ujar Prof. Bambang.

Acara silaturahmi ini digelar dalam rangka menyongsong Hari Jadi Kota Kediri ke-1146 dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati dan Wakil Wali Kota Qowimuddin Thoha, serta jajaran Forkopimda dan tokoh-tokoh lintas agama dan masyarakat.

“Saya bersyukur bisa berkumpul di tengah-tengah FKUB, Forkopimda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dalam forum silaturahmi ini. Ini menunjukkan bahwa Kota Kediri guyub rukun. Saya berharap kerukunan ini terus terjalin dan kita kompak membangun kota tercinta,” ujar Wali Kota yang akrab disapa Mbak Wali.

Ketua FKUB Kota Kediri, KH. Moh. Salim, dalam sambutannya mengenang awal mula terbentuknya PAUBPK yang menjadi embrio FKUB. “PAUBPK itu lahirnya di Uniska tahun 1998, dan bulan depan, bulan Juli dua puluh tujuh itu, hari lahir PAUBPK. Teman-teman itu sebenarnya rindu karena berkat tempat UNISKA yang penuh barokah itu menjadikan FKUB menasional,” jelasnya.

KH. Gus War memberikan tausiyah kebangsaan tentang pentingnya persatuan dan toleransi dalam keberagaman, mengenang perjalanan PAUB menuju FKUB yang kini telah menasional.

Dalam tausiyahnya, KH. Gus War, Ketua Dewan Penasehat FKUB Kota Kediri, menyampaikan kilas balik sejarah lahirnya PAUBPK yang menjadi cikal bakal FKUB. Ia mengenang bahwa Ketua pertama PAUBPK adalah KH. Ma’ruf Anas, yang mengabdi hingga wafat, dan kemudian estafet kepemimpinan dilanjutkan oleh KH. Moh. Salim.

“Dulu, kami memulai dengan semangat yang sangat sederhana namun kuat. Pertemuan-pertemuan PAUB dilakukan bergiliran dari satu tempat ibadah ke tempat ibadah lainnya. Itu bukan sekadar simbol, tapi bentuk nyata penghormatan terhadap perbedaan,” ungkap Gus War.

Beliau juga menjelaskan perbedaan mendasar antara PAUBPK dan FKUB. PAUBPK bersifat bottom-up, tumbuh dari bawah, dari masyarakat yang merasakan langsung pentingnya persatuan dan toleransi. Sementara FKUB adalah top-down, bentuk resmi dan terstruktur dari semangat yang sama.

Gus War menegaskan pentingnya memaknai persatuan dan toleransi. “Bersatu itu penting karena itu merupakan kebutuhan dan kesadaran. Sedangkan toleransi itu adalah bentuk penghormatan terhadap perbedaan yang ada,” tuturnya dengan penuh hikmah.

Prof. Bambang menutup dengan komitmen bahwa UNISKA Kediri akan terus menjaga dan mengembangkan nilai-nilai yang telah diwariskan sejak PAUBPK lahir. “Kami tidak hanya bangga karena bagian dari sejarah, tapi juga bertanggung jawab untuk meneruskan semangat itu dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian. UNISKA akan terus menjadi ruang tumbuhnya toleransi dan harmoni,” pungkasnya.

Bagikan dengan :