Perjalanan akademik Entusiastik, S.S., M.A., dosen muda FKIP Universitas Islam Kadiri (UNISKA), kini berlanjut hingga ke jenjang doktoral. Dengan semangat belajar yang tak pernah padam, Ia kini menempuh studi S3 di Nanyang Technological University (NTU), Singapura, salah satu kampus terbaik dunia. Dalam sebuah wawancara khusus, Ia berbagi kisah inspiratif tentang motivasi, tantangan, dan harapannya untuk pendidikan Indonesia.

Bisa diceritakan latar belakang pendidikan dan bidang keahlian Ibu sebelum melanjutkan studi S3 di NTU?
Saya lulus S1 dari Program Studi Sastra Inggris, Universitas Airlangga, dan S2 dari program Master of Arts in Teaching of English for Speakers of Other Languages (TESOL) atau Pendidikan Bahasa Inggris, University College London, UK. Bidang keilmuan saya adalah metodologi pembelajaran bahasa dan pengembangan profesi guru bahasa.
Apa yang memotivasi Ibu untuk melanjutkan studi S3, khususnya ke luar negeri?
Sebagai seorang pendidik, dan seiring dengan perkembangan paradigma keilmuan, saya merasa perlu untuk terus mengembangkan diri dan pengetahuan saya. Menempuh studi lanjut merupakan salah satu cara untuk tetap up-to-date dengan perkembangan keilmuan.
Mengapa memilih NTU sebagai tempat studi?
Saya menganggap pendidikan sebagai sebuah investasi. Maka, penting untuk memilih institusi terbaik agar—harapannya—saya mendapatkan pengalaman belajar terbaik pula. NTU memiliki reputasi global yang sangat baik, dan dalam bidang pendidikan, kampus ini masuk dalam 10 besar universitas terbaik dunia menurut QS World University Rankings for Education and Training 2025. Fakultas saya, National Institute of Education (NIE), NTU, merupakan mitra Kementerian Pendidikan Singapura dalam melatih para guru di sana. Hal ini menjadi nilai plus karena saya dapat mempelajari secara langsung bagaimana pemerintah Singapura mendesain pelatihan dan program pengembangan profesi bagi guru. Selain itu, Singapura adalah negara modern yang tetap berpegang pada identitasnya sebagai negara multikultural. Terakhir, lokasi kampus yang berada di Singapura juga menjadi pertimbangan karena tidak terlalu jauh dari Indonesia.
Bagaimana proses yang Ibu lalui untuk mendapatkan beasiswa LPDP?
Saya mengikuti seleksi beasiswa LPDP luar negeri jalur reguler non-LoA, yang tahapannya terdiri atas seleksi administratif, Tes Bakat Skolastik, dan tes wawancara. Hal-hal yang saya persiapkan sebelum mengikuti seleksi tersebut antara lain meriset perguruan tinggi tujuan (menentukan tiga perguruan tinggi tujuan), mendapatkan surat rekomendasi dari atasan atau tokoh masyarakat, sertifikat IELTS, menulis esai yang dipersyaratkan LPDP (tentang potensi diri dan kontribusi untuk negeri), serta menyusun proposal penelitian.
Apa tantangan terbesar dalam proses seleksi beasiswa dan bagaimana cara Ibu mengatasinya?
Karena saya mendaftar di jalur non-LoA, menurut saya yang paling menantang adalah mempersiapkan Tes Bakat Skolastik (semacam tes potensi akademik), terutama untuk bagian kemampuan numerik atau kuantitatif. Untuk persiapan tes, saya mengerjakan latihan soal dari sumber daring maupun video YouTube.
Adakah tips untuk dosen atau mahasiswa yang ingin mengikuti jejak serupa?
Tips untuk mengikuti seleksi beasiswa adalah mempersiapkan segala persyaratan jauh-jauh hari. Jika ingin berkuliah ke luar negeri, diperlukan persiapan ekstra yang meliputi kompetensi berbahasa asing, proposal riset yang komprehensif, serta riset dan korespondensi dengan calon supervisor. Penting diingat bahwa kesiapan untuk belajar di luar negeri tidak hanya sebatas aspek akademik—beradaptasi dengan sistem akademik yang memiliki pola dan beban belajar berbeda dari Indonesia—tetapi juga kesiapan psikologis untuk menyesuaikan diri dengan budaya dan kebiasaan baru, hidup mandiri, serta jauh dari kerabat dan keluarga.
Seperti apa suasana belajar dan penelitian di NTU?
Overall, it’s highly enriching and motivating. Berada di kelas dan berdiskusi dengan profesor maupun teman-teman yang berasal dari latar belakang budaya dan pengalaman berbeda sangat membuka wawasan. Sedangkan dalam penelitian, selain bertukar pikiran dengan supervisor terkait rencana penelitian, terdapat banyak workshop maupun research group meeting yang membuat saya semakin terekspos dengan penelitian terbaru di bidang terkait dari rekan sejawat, serta belajar tren penelitian di bidang English Language Teaching secara umum dari para profesor di sana.

Bagaimana sistem pendidikan dan penelitian di NTU?
NTU sangat mendorong inovasi yang dilandasi kreativitas dan orisinalitas gagasan tanpa mengesampingkan etika akademik. Mahasiswa maupun peneliti di sana diberikan ruang untuk mengembangkan ide penelitian dengan sistem pendukung yang memadai, baik dalam hal sumber daya finansial, waktu, maupun akses ke literatur. Sehingga, penelitian yang dihasilkan tidak hanya berkualitas, tetapi juga berdampak dan mendorong kemajuan keilmuan. Setiap tahapan dan keputusan yang saya ambil terkait rencana penelitian harus selalu dijustifikasi secara ilmiah. Setiap karya ilmiah (final term paper) dalam mata kuliah didesain tidak hanya untuk menunjukkan pemahaman terhadap apa yang sudah dipelajari, tetapi juga untuk mendorong pemahaman baru terkait suatu fenomena atau isu. Peer-feedback maupun feedback dari profesor sangat membantu dalam mengarahkan konten tulisan. Orisinalitas tulisan dijamin tidak hanya dari tingkat kemiripan tulisan dengan sumber lain (melalui pengecekan Turnitin), tetapi juga dalam hal penggunaan AI—penulis diminta mendeklarasikan dan melampirkan bukti tangkapan layar penggunaan AI dalam penulisan paper.
Bagaimana Ibu menyesuaikan diri dengan lingkungan internasional di NTU?
Meskipun saya sudah pernah belajar di luar negeri sebelumnya, belajar di NTU tetap membutuhkan proses adaptasi tersendiri karena mahasiswa di sana sangat kompetitif dan kritis. Sangat penting untuk memiliki disiplin dan manajemen waktu yang baik, sehingga saat datang ke kelas, kita sudah membaca dan memahami materi yang akan didiskusikan. Meskipun profesor hampir selalu menyampaikan agar mahasiswa tidak takut bertanya tentang apa pun dan tidak ada pertanyaan yang bodoh, menurut saya, dengan mempersiapkan diri dengan baik, kita tidak akan membuang waktu di kelas untuk membahas hal-hal yang sudah tercantum di bahan bacaan. Dengan begitu, waktu diskusi di kelas menjadi lebih efektif. Sebagai mahasiswa internasional, saya juga terus mengasah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris agar lebih bisa menyampaikan pemikiran dengan jelas dan terstruktur.
Apa kesan paling berharga yang Ibu rasakan selama menempuh pendidikan di NTU?
Hmm… agak sulit menjawab pertanyaan ini karena pengalaman belajar saya baru berjalan satu semester. Sejauh ini, saya sangat merasa terbantu dengan sistem akademik yang diterapkan di NTU. Kalender akademik, LMS, kualitas para pengajar dan bahan bacaan, koleksi perpustakaan, serta ruangan khusus untuk mahasiswa peneliti, semuanya menunjang mahasiswa agar dapat menjalankan perkuliahan dan riset dengan baik dan teratur. Yang paling berkesan mungkin adalah pengalaman menjadi mahasiswa dan belajar di kelas yang diampu oleh seorang key scholar — sosok yang biasanya hanya saya kenal dari artikel jurnal atau wajahnya hanya terlihat di flyer konferensi internasional.
Apa pengalaman paling berkesan selama tinggal di Singapura, baik secara akademik maupun non-akademik?
Yang paling mengesankan tentang Singapura adalah tingkat kebersihan, efisiensi, ketersediaan ruang hijau (green space), dan tingkat keamanan di sana. Misalnya, saat makan di Hawker Center (sebutan untuk foodcourt atau pujasera di sana), kita tidak perlu khawatir meninggalkan tas atau barang bawaan di meja. Selain itu, meskipun saya sering pulang malam dari kampus (di atas pukul 9 malam), suasana di jalan masih ramai dan aman, dan transportasi umum juga sangat memadai.
Bagaimana peran NTU dan beasiswa LPDP dalam mendukung pengembangan keilmuan dan kapasitas pribadi Ibu?
LPDP mencukupi semua kebutuhan finansial para awardee, tidak hanya sebatas tuition fee (SPP) dan living allowance (biaya hidup bulanan), tetapi juga memberikan tunjangan buku, tunjangan untuk mengikuti international conference, maupun tunjangan untuk publikasi. Selain itu, LPDP memberikan dukungan bagi para awardee baik melalui jalur komunikasi/konseling secara langsung maupun melalui jaringan yang dibentuk oleh para awardee di kelurahan (sebutan untuk negara) masing-masing. Di Kelurahan Singapura, para awardee juga aktif mengadakan event maupun informal gathering.

Setelah menyelesaikan studi S3, apa rencana kontribusi lanjutan Ibu di UNISKA Kediri?
Saya rasa saya akan melanjutkan apa yang sudah saya lakukan selama ini. Fokus utama saya adalah menghadirkan pembelajaran yang benar-benar berkualitas dan bermakna bagi mahasiswa. Selain itu, saya juga ingin rutin mengadakan event kolaborasi, seperti online workshop yang dulu pernah kami selenggarakan, misalnya dengan UM, RELO, dan lain-lain. Tentunya, saya ingin secara konsisten terus menghasilkan penelitian yang berkualitas, khususnya di bidang pembelajaran bahasa Inggris.
Bagaimana Ibu melihat peran dosen yang berpendidikan global dalam pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di UNISKA Kediri?
Dosen dengan wawasan global berpotensi untuk menjadi penjembatan pada knowledge gap yang mungkin masih ada karena di Indonesia akses terhadap literatur ilmiah maupun tingkat literasi belum merata. Negara yang maju identik dengan kualitas SDM yang baik, dan kualitas SDM yang baik bergantung pada pendidikan yang berkualitas dan merata. Pendidikan berkualitas seharusnya berdampak pada semangat belajar, semangat untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan pengetahuan. Belajar adalah proses untuk tau lebih dan bukan sekadar untuk mendaptkan sebuah angka tanpa bobot pemahaman. Begitu pula dengan penelitian. Proses meneliti adalah proses menemukan jawaban dan kebaruan, bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban.
Apa pesan Ibu bagi mahasiswa dan dosen muda agar tetap semangat mengejar pendidikan tinggi?
Indonesia Emas 2045 hanya bisa terwujud jika pendidik dan pendidikan bergerak ke arah yang lebih baik. Bagi pendidik, belajar adalah sebuah tanggung jawab, bukan sebuah beban. Pendidik adalah role model, so we need to walk the talk, and lead by example.
Entusiastik, S.S., M.A. adalah contoh nyata bahwa ketekunan dan komitmen terhadap pendidikan akan membuka banyak pintu. Kisahnya adalah semangat untuk terus belajar, dan panggilan untuk membawa perubahan di dunia pendidikan. UNISKA Kediri bangga memiliki pendidik berdedikasi dalam membangun kampus berdampak, yang bukan hanya mengajar—tetapi juga menginspirasi.