Uniska Lepas 943 Mahasiswa dalam Acara Pelepasan dan Pembukaan KKNT 2025: Wujudkan Kolaborasi Inovatif dan Berkelanjutan Menuju Masyarakat Mandiri

Uniska Lepas 943 Mahasiswa dalam Acara Pelepasan dan Pembukaan KKNT 2025: Wujudkan Kolaborasi Inovatif dan Berkelanjutan Menuju Masyarakat Mandiri

Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri menyelenggarakan acara Pelepasan dan Pembukaan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Tahun 2025 pada Senin, 14 Juli 2025, di Auditorium Gedung E lantai 2. Mengusung tema “Innovative and Sustainable Collaboration Toward Self-Reliant Society”, kegiatan ini menandai dimulainya pengabdian lapangan oleh 943 mahasiswa yang akan disebar di berbagai wilayah di dalam negeri dan luar negeri. Tema ini mencerminkan semangat Uniska dalam membangun kemitraan berkelanjutan yang berdampak langsung pada kemandirian masyarakat.

Ketua Panitia KKNT 2025, drh. Ertika Fitri Lisnanti, M.Si., dalam laporannya menegaskan bahwa program KKNT bukan sekadar formalitas. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini mengusung semangat kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan sebagai inti pengabdian kepada masyarakat. “KKNT kali ini tidak hanya menjadi formalitas, melainkan sebuah momentum yang kolaboratif, inovatif, dan berkelanjutan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat,” ujarnya. Selain itu, ia menjelaskan bahwa KKNT tahun ini dilakukan dengan kerja sama intensif bersama Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Dinas Perikanan Kabupaten Kediri. Lebih jauh, Bu Ertika menekankan bahwa program ini tidak hanya dimanfaatkan mahasiswa tetapi juga dosen sebagai wujud kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ia mengakhiri sambutannya dengan harapan agar kegiatan ini berjalan lancar dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.

Dalam laporannya, drh. Ertika Fitri Lisnanti, M.Si., menjelaskan bahwa secara keseluruhan sebaran wilayah KKNT Reguler kerja sama dengan Bank Indonesia mencakup wilayah Kabupaten Kediri (kecamatan Plosoklaten sebanyak 5 desa), Kota Kediri (kecamatan Pesantren sebanyak 7 kelurahan), Kabupaten Tulungagung (Kecamatan Sendang dan Campur Darat, sebanyak 8 desa), Kabupaten Trenggalek (Kecamatan Watulimo dan Durenan, sebanyak 7 desa). Untuk KKN Kolaborasi, Uniska Kediri menggandeng Dinas Perikanan Kabupaten Kediri untuk kegiatan di wilayah Kecamatan Banyaan, Pare, dan Wates. Selain itu, KKN kolaborasi juga dilakukan bersama dengan BPS Kabupaten Kediri yang berfokus di desa Ngasem, Kabupaten Kediri. Untuk KKN Internasional, Uniska Kediri mengirim mahasiswa 4 lokasi di Kuala Lumpur, Malaysia.

Rektor UNISKA Kediri, Prof. Dr. H. Bambang Yulianto, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas tradisi keterlibatan yayasan pengelola universitas yang langsung mendampingi setiap kegiatan kampus. Selain itu, Ia juga menegaskan bahwa UNISKA berkomitmen menjadi kampus berdampak, sesuai deklarasi kementerian yang mengutamakan aksi nyata di masyarakat, bukan hanya teori. “Kementerian telah mendeklarasikan kampus berdampak, yang menekankan dampak nyata, bukan hanya teori tanpa aksi,” katanya. Prof. Bambang juga menyoroti penerapan program internasionalisasi dalam KKNT tahun ini dan mengingatkan mahasiswa untuk tidak hanya belajar sesuai program studi di kampus, tetapi juga mampu beradaptasi dan berkomunikasi dengan masyarakat secara efektif.

Acara kemudian berlanjut dengan prosesi simbolik pemakaian atribut KKNT yang diberikan langsung oleh Rektor kepada perwakilan mahasiswa. Momen tersebut menegaskan komitmen mahasiswa dalam melaksanakan pengabdian, yang dilanjutkan dengan foto bersama seluruh peserta, dosen pembimbing lapangan, dan tamu undangan sebagai wujud kebersamaan dan dukungan kolektif.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai mitra strategis. Dian Parwitasari, perwakilan dari BPS, menjelaskan pentingnya literasi statistik dan teknologi informasi desa melalui program Desa Cantik yang melibatkan mahasiswa UNISKA. Ia mengatakan bahwa mahasiswa dapat mendorong kemajuan daerah secara berkelanjutan dengan memanfaatkan web desa dan data statistik secara optimal. Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, Andik Priyo Setiawan, mengungkapkan potensi besar daerah ini sebagai sentra pembudidaya ikan lele dengan produksi benih terbaik di Indonesia dan pembesaran ikan terbesar ketiga di Jawa Timur. Ia menambahkan bahwa kolaborasi KKNT dengan masyarakat diharapkan dapat memperkuat pemberdayaan melalui pembentukan koperasi dan sekolah pemberdayaan rakyat.

Ketua Yayasan Bina Cendekia Muslim Pancasila (YBCMP), H. Rinto Harno, S.Mn., M.M., juga memberikan pesan agar KKNT mampu membangun hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara mahasiswa dan masyarakat. Ia menegaskan, “KKNT sebaiknya memiliki hubungan timbal balik yang baik dengan masyarakat, melihat potensi desa dan mengembangkan manfaat yang bisa dikembangkan, terutama di era digitalisasi ini.” Menurutnya, mahasiswa harus mampu menciptakan inovasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Dari sisi Bank Indonesia, Yayat Cadarajat menjelaskan bahwa konsep Good Agricultural Practice menjadi salah satu fokus penting dalam mendukung kesejahteraan masyarakat melalui program KKNT. Praktik ini diyakini mampu meningkatkan produktivitas pertanian, menekan biaya produksi, serta menjaga kestabilan harga pangan. “Bank Indonesia akan mengadakan lomba inovasi terbaik kategori hilirisasi pangan antar desa yang mengikuti program KKN,” ujarnya. Lomba ini diharapkan dapat memacu kreativitas mahasiswa sekaligus mendorong daya saing antar desa dalam mengembangkan produk unggulan mereka.

Sebagai bentuk nyata dari kolaborasi tersebut, Bank Indonesia Kediri meluncurkan program khusus bertajuk KKN SIGAP Pangan (Siaga Inflasi dan Ketahanan Pangan). Program ini bertujuan membantu desa dalam mengolah dan mengembangkan potensi produk pangan lokal menjadi produk yang bernilai tambah.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia berperan sebagai fasilitator utama dan telah menyiapkan Buku KKN SIGAP serta modul ajar teknis bersama BRMP. Panduan ini diberikan kepada mahasiswa agar mereka dapat mendampingi masyarakat secara efektif di lapangan.

Sebanyak 28 desa telah ditetapkan sebagai target program. Mahasiswa UNISKA yang bertugas akan membantu masyarakat dalam proses hilirisasi pangan—mulai dari menggali potensi lokal, mengolah bahan pangan menjadi produk jadi, hingga menyusun strategi pemasarannya. Hasil inovasi dari masing-masing desa nantinya akan dikompetisikan sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi dan penguatan ketahanan pangan daerah secara berkelanjutan.

Dengan kolaborasi antara UNISKA, pemerintah, dan masyarakat, KKNT 2025 diharapkan menjadi wadah efektif bagi mahasiswa untuk belajar, berinovasi, dan berkontribusi nyata. Program ini sekaligus memperkuat integrasi tri dharma perguruan tinggi dan mempertegas posisi UNISKA sebagai kampus yang berdampak bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

Bagikan dengan :