Agro Link-Q, lahan produktif milik Desa Pakis, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, kini menjadi pusat kolaborasi antara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri dan masyarakat setempat. Lahan ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber penghidupan, tetapi juga menjadi sarana edukasi, pemberdayaan, dan penguatan sinergi.
Agro Link-Q mencakup area pertanian, kolam ikan, dan kandang peternakan yang selama ini dikelola desa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Bertepatan dengan program KKNT, sebanyak 33 mahasiswa Uniska Kediri dari berbagai jurusan ikut serta dalam pengelolaan lahan tersebut selama bulan Agustus 2025. Kehadiran mereka membuktikan bahwa dunia pertanian bukan hanya milik mahasiswa pertanian, tetapi juga menjadi ruang belajar lintas disiplin.
Kelompok utama mahasiswa yang menjadi penggerak kegiatan di Agro Link-Q terdiri dari Achmad Naufal Afifuddin (Prodi Manajemen), Mamok Jundoro (Prodi Ilmu Hukum), Destian Dwi Putra Pratama (Prodi Teknik Komputer), Laras Dwi Bethari (Prodi Agroteknologi), dan Dewi Khinasih Wahyuati (Prodi Manajemen). Sementara mahasiswa lain secara bergilir datang membantu, memastikan semua kegiatan berjalan lancar dan sinergis.
Setiap hari, kegiatan pengelolaan dilakukan secara terjadwal. Pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB dan sore pukul 15.00 WIB, mahasiswa bersama warga melakukan berbagai aktivitas, seperti menanam sawi, membajak sawah, mengawinkan cabai, menanam timun, memasang mulsa, serta mengairi sawah. Semua proses ini dilakukan dengan penuh antusias, mencerminkan semangat gotong royong yang kuat.
Pengelolaan lahan dilakukan secara bertahap, mulai dari persiapan (penyemprotan herbisida dan pembajakan sawah), pembenihan (penyemaian benih sawi), pembuatan gulutan, pemasangan mulsa, penanaman, perawatan, hingga panen. Aktivitas panen menjadi momen yang paling ditunggu karena mahasiswa dapat membawa sebagian hasil panen ke posko KKN untuk diolah menjadi santapan bersama. “Rasanya luar biasa menikmati hasil kerja keras kami sendiri,” ujar Dewi Khinasih Wahyuati dengan senyum puas, dan diamini mahasiswa lainnya.
Kegiatan ini tidak hanya sebatas mengelola lahan, tetapi juga menjadi wadah pertukaran ilmu. Mahasiswa menerapkan teori yang dipelajari di kampus, sementara masyarakat mendapatkan wawasan baru terkait inovasi pengelolaan pertanian. Sinergi ini memperkuat kebersamaan dan menciptakan nilai keberlanjutan yang bermanfaat bagi desa.
Agro Link-Q kini menjadi lebih dari sekadar lahan pertanian. Ia menjelma menjadi ladang harapan yang menumbuhkan perekonomian, ilmu pengetahuan, dan kebersamaan. Semangat kolaborasi yang terjalin diharapkan dapat menjadi fondasi untuk masa depan Desa Pakis yang lebih mandiri dan produktif.







