Di tengah kemudahan akses teknologi saat ini, mahasiswa seharusnya tidak lagi menjadikan kesibukan kuliah sebagai alasan untuk tidak mengembangkan diri. Hal ini ditegaskan oleh Dian Efytra Yuliana, S.T., M.T., dosen Teknik Elektro Universitas Islam Kadiri (Uniska), yang mendorong mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman dan mulai meng-upgrade skill mereka secara mandiri.
“Banyak mahasiswa terjebak dalam pola kuliah–pulang–rebahan. Padahal, peluang untuk berkembang sangat terbuka, bahkan bisa dimulai dari genggaman tangan sendiri,” ungkap Dian. Ia menekankan bahwa menjadi mahasiswa unggul tidak harus selalu dimulai dengan langkah besar, tapi cukup dengan konsistensi dalam belajar hal-hal kecil yang relevan.

Dian juga menyarankan mahasiswa untuk mulai memperhatikan keterampilan apa saja yang dibutuhkan di dunia kerja. “Coba lihat lowongan pekerjaan di LinkedIn atau Glints, lalu catat skill yang sering muncul. Dari situ, kita bisa buat target belajar yang jelas,” jelasnya. Menurutnya, skill yang perlu dimiliki tidak hanya terbatas pada hard skill seperti coding atau desain sistem, tapi juga soft skill seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kemampuan presentasi.
Menariknya, Dian mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan aplikasi gratis yang tersedia secara luas. “Belajar coding, bahasa asing, atau bahkan manajemen waktu bisa dilakukan lewat aplikasi seperti Duolingo, SoloLearn, atau cukup dengarkan podcast edukatif sambil istirahat,” tambahnya. Ia menyebut bahwa tidak perlu alat canggih atau pelatihan mahal untuk mulai belajar, asalkan ada kemauan dan rutinitas.
Dalam membangun kepercayaan diri, Dian mengingatkan bahwa kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar. “Sensor nggak terbaca, program error—itu semua pengalaman berharga. Jangan takut gagal, yang penting tanggung jawab dan mau memperbaiki,” tegasnya.
Selain itu, Dian menekankan pentingnya bergabung dalam komunitas kampus, seperti HIMATEKTRO atau tim proyek IoT, untuk memperluas relasi dan mendapatkan inspirasi. “Komunitas bukan cuma tempat belajar bareng, tapi juga wadah untuk tumbuh bareng. Di sana kita bisa kenal peluang magang, lomba, atau riset,” ujarnya.
Ia pun mengajak mahasiswa untuk membuat roadmap belajar versi diri sendiri agar perjalanan pengembangan skill lebih terarah. “Bukan soal ikut-ikutan teman, tapi soal tahu apa yang kita butuhkan dan ke mana kita ingin melangkah,” kata Dian.
Baca juga: Usaha Jalan, Penjualan Mandek? Mungkin Tiga Hal Ini Lupa Dilakukan
Mengakhiri perbincangan, Dian memberi pesan inspiratif agar mahasiswa tidak menunggu waktu yang sempurna untuk mulai. “Mulailah dari langkah kecil hari ini. Dari mager bisa jadi master, dari rebahan bisa jadi pemenang,” tutupnya dengan penuh semangat.