Mahasiswa KKNT Uniska Kediri Ikut Sukseskan Tradisi Kirab dan Jamasan Pusaka di Desa Tugu

Mahasiswa KKNT Uniska Kediri Ikut Sukseskan Tradisi Kirab dan Jamasan Pusaka di Desa Tugu

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri turut serta menyukseskan tradisi Kirab dan Jamasan Pusaka yang digelar di Desa Tugu, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, pada 26 Juli 2025. Acara tahunan ini merupakan salah satu agenda budaya yang sarat makna dan menjadi simbol pelestarian warisan leluhur oleh masyarakat setempat.

Rangkaian kegiatan diawali dengan prosesi kirab pusaka, di mana benda-benda pusaka desa diarak dari dua arah: dari timur, kirab dimulai di perbatasan Desa Tugu dengan Desa Dono, sementara dari barat, dimulai dari depan rumah Kepala Desa Tugu, Bapak Parlan, S.AP. Kedua arak-arakan bertemu di Lapangan Lodji yang menjadi titik pusat kegiatan.

Menariknya, mahasiswa KKNT Uniska Kediri tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga ikut serta menjadi prajurit kirab dan membantu menyemarakkan jalannya prosesi. Mahasiswa berperan aktif menjaga kelancaran acara, mendampingi arak-arakan, serta berpartisipasi dalam kegiatan yang penuh nuansa tradisi ini.

Prosesi kirab diikuti oleh perangkat desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, pemuda, serta warga setempat yang memenuhi jalur kirab. Ribuan obor yang menyala, iringan musik tradisional, hingga tumpeng besar yang diperebutkan di akhir prosesi menambah kesakralan sekaligus kemeriahan acara.

Salah satu mahasiswa KKNT Uniska Kediri, Rahmadini Alifta Putri (Prodi Manajemen), mengungkapkan kesannya. “Jamasan Pusaka merupakan kirab yang cukup sakral karena selain diiringi musik tradisional, kirab ini juga diiringi oleh ribuan obor, serta ada perebutan tumpeng besar yang isinya bahan makanan seperti sayur-sayuran. Saya rasa ini merupakan pengalaman yang luar biasa dikarenakan baru pertama kali saya melihat acara yang sakral tetapi meriah dan diakhiri dengan kehebohan kembang api”, terangnya.

Setelah kirab, acara dilanjutkan dengan jamasan pusaka, yaitu ritual penyucian benda-benda pusaka menggunakan air bunga dan doa-doa khusus yang berlangsung di Lapangan Lodji. Prosesi ini diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta simbol penyucian diri agar masyarakat senantiasa mendapatkan keberkahan dan keselamatan.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Tugu, Parlan, S.AP., menegaskan pentingnya tradisi ini. “Tradisi ini mengajarkan kita untuk selalu menghormati warisan leluhur dan menjaga kebersamaan sebagai warga desa,” ujarnya.

Acara ini tidak hanya menarik antusias warga setempat, tetapi juga pengunjung dari luar desa. Partisipasi mahasiswa KKNT Uniska Kediri dalam kegiatan ini menjadi bukti sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam pelestarian budaya lokal. Melalui keterlibatan aktif ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami makna tradisi sekaligus menginspirasi generasi muda untuk turut menjaganya.

Baca juga: Mahasiswa KKNT Uniska Kediri Hidupkan Wisata Edukasi Tugu Park

Dengan suksesnya penyelenggaraan Kirab dan Jamasan Pusaka tahun ini, masyarakat Desa Tugu dan mahasiswa KKNT Uniska Kediri bersama-sama menunjukkan komitmen dalam merawat budaya yang menjadi warisan berharga bangsa.

Bagikan dengan :