Khatib : Agus M. Syakir, S.Pd.
Aku wasiatkan kepada diri sendiri dan kepada kalian semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Allah SWT berfirman:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
Hadirin yang dirahmati Allah,
Dalam dinamika kehidupan, sering kali hati dirundung kebimbangan, kegelisahan, dan godaan yang datang silih berganti. Saat hati mulai gelap, niat mulai keruh, dan semangat kebaikan mulai redup, kita sangat membutuhkan cahaya petunjuk yang mengembalikan kita kepada keikhlasan dan keteguhan iman.
Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 119:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّه وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan tetaplah bersama orang-orang yang saleh.”
Ayat ini menegaskan pentingnya lingkungan yang baik—tempat kita mendapatkan bimbingan, keteladanan, dan penguat iman dari orang-orang saleh.
Hadirin rahimakumullah,
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyampaikan:
مَجَالَسَةُ الصَّالِحِينَ تُحَوِّلُكَ مِنْ سِتَّةٍ إِلَى سِتَّةٍ
“Berkumpul dengan orang-orang saleh akan mengubahmu dari enam keadaan kepada enam keadaan yang lebih baik.”
1. Dari keraguan menuju keyakinan (مِنَ الشَّكِّ إِلَى الْيَقِينِ).
Ilmu dan bimbingan orang saleh ibarat lentera di tengah kabut, menyingkap kegelapan keraguan menuju cahaya keyakinan.
2. Dari riya’ menuju keikhlasan (مِنَ الرِّيَاءِ إِلَى الْإِخْلَاصِ).
Seperti air keruh yang disaring hingga jernih, hati dibersihkan dari keinginan dipuji menjadi tulus hanya karena Allah.
3. Dari kelalaian menuju dzikir (مِنَ الْغَفْلَةِ إِلَى الذِّكْرِ).
Ibarat tanah gersang yang disiram hujan, hati yang lalai menjadi subur oleh dzikir yang menghidupkan jiwa.
4. Dari cinta dunia menuju cinta akhirat (مِنَ الرَّغْبَةِ فِي الدُّنْيَا إِلَى الرَّغْبَةِ فِي الْآخِرَةِ).
Seperti burung yang lepas dari sangkar menuju langit luas, hati diarahkan untuk lebih mengutamakan bekal akhirat yang kekal.
5. Dari kesombongan menuju kerendahan hati (مِنَ الْكِبْرِ إِلَى التَّوَاضُعِ).
Orang saleh bagaikan matahari yang menerangi tanpa menyombongkan diri—itulah teladan kerendahan hati sejati.
6. Dari niat buruk menjadi niat yang baik dan saling menasehati (مِنْ سُوءَ النِّيَّةِ إِلَى النَّصِيحَةِ).
Seperti benih di tanah subur yang tumbuh bermanfaat, niat yang dibimbing dengan baik akan melahirkan amal penuh kebajikan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Semua perubahan ini hanya mungkin terjadi jika kita memilih pergaulan yang baik dan konsisten menjalankan ajaran Islam. Mari memperbaiki diri dengan mendekat kepada orang-orang saleh yang menjadi penuntun dalam perjalanan iman.
Semoga Allah SWT menjernihkan hati kita, menguatkan niat kita, dan meneguhkan langkah kita menuju keikhlasan. Aamiin.
Baca Juga : Tiga Akhlak Paling Mulia
