#NasihatJumat Ketenangan Hati dengan Saling Memaafkan

#NasihatJumat Ketenangan Hati dengan Saling Memaafkan

Ketenangan dalam menjalani kehidupan adalah dambaan setiap manusia. Namun, sering kali hati kita dihinggapi kegelisahan dan beban batin. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh mereka yang hidup dalam keterbatasan ekonomi, tetapi juga oleh orang-orang yang memiliki harta berlimpah dan kedudukan tinggi. Ini membuktikan bahwa ketenangan bukanlah hasil dari banyaknya harta, melainkan dari hati yang damai dan jiwa yang tenteram.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ

Artinya: “Dan orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar serta perbuatan keji, dan apabila mereka marah, mereka segera memberi maaf.” (QS. Asy-Syura: 37)

Ayat ini menunjukkan bahwa salah satu kunci ketenangan hidup adalah sikap pemaaf. Ketika seseorang mampu memaafkan kesalahan orang lain, hatinya akan lebih tenteram dan tidak dibebani oleh dendam.

Dalam Tafsir Al-Munir, dijelaskan bahwa memberi maaf adalah akhlak mulia yang akan membawa ketenangan jiwa. Orang yang mudah memaafkan cenderung lebih bahagia dibanding mereka yang menyimpan dendam. Memaafkan adalah tanda ketakwaan dan bentuk kepasrahan kepada Allah bahwa segala urusan akan diselesaikan dengan keadilan-Nya.

Rasulullah SAW juga menegaskan keutamaan memaafkan dalam sabdanya:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا

Artinya: “Sedekah tidak akan mengurangi harta, dan tidaklah seseorang memaafkan kecuali Allah akan menambahkan kemuliaan baginya.” (HR. Muslim)

Imam Ibnu Rajab dalam Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam menjelaskan bahwa memaafkan adalah akhlak para nabi dan orang-orang saleh. Meskipun berat, memaafkan akan membuka pintu ketenangan dan keberkahan dalam hidup.

Selain memaafkan, ketenangan juga bisa diperoleh dengan bersabar atas ujian yang datang. Allah SWT berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Sikap sabar dalam menghadapi cobaan akan menjauhkan seseorang dari stres dan kegelisahan. Dengan bersabar dan berserah diri kepada Allah, hati akan lebih tenang dalam menerima setiap ketetapan-Nya.

Selain itu, menjaga hati dari kebencian dan selalu beristighfar juga akan mendatangkan ketenangan dalam hidup. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: “Barang siapa yang rutin beristighfar, maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitan, kelapangan dalam setiap kesempitan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud)

Sikap qana’ah atau merasa cukup juga menjadi salah satu faktor penting dalam meraih ketenangan. Rasulullah SAW bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Artinya: “Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya harta dunia, tetapi kaya adalah hati yang merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah SWT senantiasa melapangkan hati kita untuk selalu memaafkan, bersabar, dan bersyukur sehingga hidup kita dipenuhi dengan ketenangan dan keberkahan. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Khodbah Jum’at : Ust.  Nur Mustofa, M.Pd

Bagikan dengan :