Tingkatkan Kesejahteraan Pembudidaya Ikan, Sekolah Pemberdayaan Rakyat 2025 Bekali Peserta dengan Ilmu Bisnis Komprehensif

Tingkatkan Kesejahteraan Pembudidaya Ikan, Sekolah Pemberdayaan Rakyat 2025 Bekali Peserta dengan Ilmu Bisnis Komprehensif

Dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan para pembudidaya ikan di Kabupaten Kediri, Sekolah Pemberdayaan Rakyat 2025 sukses digelar pada hari Selasa, 29 Juli 2025 di Aula Dinas Perikanan Kabupaten Kediri. Kegiatan ini menghadirkan rangkaian materi penting seputar manajemen dan pengembangan usaha perikanan yang bertujuan membekali para pembudidaya dengan ilmu bisnis yang komprehensif.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, Nur Hafid, S.Pt., MM., yang menyambut baik inisiatif pemberdayaan ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat daya saing dan kesejahteraan pembudidaya ikan. Kepala Sekolah Pemberdayaan Rakyat, Amiril Mukmin, S.Pt., M.P., M.Sc., juga menekankan urgensi penguasaan ilmu bisnis agar para pembudidaya mampu mengelola usaha secara profesional dan berkembang berkelanjutan.

Pada sesi pertama, Srikalimah, S.E., MM., memberikan materi mengenai “Pembukuan Sederhana untuk Pembudidaya Ikan Konsumsi.” Ia menegaskan pentingnya pencatatan keuangan dalam usaha pembudidayaan ikan agar dapat mengetahui kondisi usaha secara akurat, mengendalikan pengeluaran, dan memudahkan evaluasi serta akses permodalan. “Tanpa pencatatan, usaha menjadi tidak terukur, rawan kerugian, dan sulit berkembang,” ujarnya. Peserta juga diajak mempraktikkan contoh-contoh pencatatan hingga laporan keuangan sederhana.

Sesi kedua menghadirkan Titik Suhariati, BSc., dari SASPRI Nasional yang memperkenalkan konsep “Kemitraan & Usaha Kolektif Berjamaah.” Konsep Kemitraan Mulia Asa Sejahtera (KeMAS) mendorong pembudidaya untuk berusaha secara kolektif minimal bersama 9 orang dengan pola bisnis syariah berbasis bagi hasil. Model kemitraan ini melibatkan kolaborasi empat unsur penting (Tetrahelix): Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Pemodal, dan komunitas masyarakat. Para peserta diingatkan agar selalu tertib administrasi sebagai bagian dari kemitraan.

Sesi ketiga diisi oleh Ir. Saptowo Salimo yang membahas “Promosi: Pengembangan Potensi, Pemasaran & Penjualan.” Beliau mengajak peserta untuk memetakan potensi usaha mulai dari sumber daya, pasar hingga kawasan, serta menekankan inovasi produk dan strategi promosi. Pemanfaatan media sosial seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram didorong sebagai cara efektif menjangkau konsumen lebih luas. Konsep usaha kolektif juga menjadi strategi untuk membangun jaringan bisnis yang kuat dari lokal hingga nasional.

Sebagai sesi penutup, Nuril Aulia Munawaroh, S.Sos., MM., menyampaikan materi “Lele Laku, Untung Maju: Strategi Pemasaran Ikan Lele Lebih Cuan.” Ia menjelaskan pentingnya pemasaran strategis melalui analisis SWOT dan penerapan strategi 4P (Product, Price, Place, Promotion). Metode promosi yang efektif baik secara offline maupun online disarankan untuk menghindari penumpukan stok dan meningkatkan keuntungan. “Produksi tanpa pasar sama dengan stok menumpuk. Jadilah pembudidaya sekaligus pebisnis cerdas,” tutupnya.

Dengan berakhirnya kegiatan Sekolah Pemberdayaan Rakyat 2025 ini, diharapkan para pembudidaya ikan di Kabupaten Kediri tidak hanya ahli dalam budidaya, tetapi juga mahir dalam mengelola keuangan, menjalin kemitraan, serta memasarkan hasil secara profesional demi mewujudkan usaha perikanan yang maju dan menyejahterakan.

Bagikan dengan :